Siapakah Ahlul Bait as yang dimaksud dalam al-Quran Surat al-Ahzab 33

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya soal Al Ahzab 33 atau ayat tathiir. Jika sebelumnya Ummu Salamah mengakui kalau dirinya sebagai istri Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] bukan sebagai ahlul bait yang dimaksud maka kali ini Ummu Salamah mengakui kalau ahlul bait dalam Al Ahzab 33 ditujukan untuk Ahlul Kisa’ yaitu Rasulullah [shallallahu ‘alihi wasallam], Imam Ali, Sayyidah Fathimah, Imam Hasan dan Imam Husain.

وأنبأنا أبو محمد عبد الله بن صالح البخاري قال حدثنا الحسن بن علي الحلواني قال حدثنا يزيد بن هارون قال حدثنا عبد الملك بن أبي سليمان عن عطاء عن أم سلمة وعن داود بن أبي عوف عن شهر بن حوشب عن أم سلمة وعن أبي ليلى الكندي عن أم سلمة رحمها الله بينما النبي صلى الله عليه وسلم في بيتي على منامة له عليها كساء خيبري إذ جاءته فاطمة رضي الله عنها ببرمة فيها خزيرة فقال لها النبي صلى الله عليه وسلم ادعي زوجك وابنيك قالت : فدعتهم فاجتمعوا على تلك البرمة يأكلون منها ، فنزلت الآية : إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا فأخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم فضل الكساء فغشاهم مهيمه إياه ، ثم أخرج يده فقال بها نحو السماء ، فقال اللهم هؤلاء أهل بيتي وحامتي فأذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا قالت : فأدخلت رأسي في الثوب ، فقلت : رسول الله أنا معكم ؟ قال إنك إلى خير إنك إلى خير قالت : وهم خمسة : رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وعلي ، وفاطمة ، والحسن والحسين رضي الله عنهم

Telah memberitakan kepada kami Abu Muhammad ‘Abdullah bin Shalih Al Bukhari yang berkata telah menceritakan kepada kami Hasan bin ‘Ali Al Hulwaaniy yang berkata telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Malik bin Abi Sulaiman dari Atha’ dari Ummu Salamah dan dari Dawud bin Abi ‘Auf dari Syahr bin Hawsyaab dari Ummu Salamah dan dari Abu Laila Al Kindiy dari Ummu Salamah “sesungguhnya Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] berada di rumahku di atas tempat tidur yang beralaskan kain buatan Khaibar. Kemudian datanglah Fathimah dengan membawa bubur, maka Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “panggillah suamimu dan kedua putramu”. [Ummu Salamah] berkata “kemudian ia memanggil mereka dan ketika mereka berkumpul makan bubur tersebut turunlah ayat Sesungguhnya Allah SWT berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya, maka Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengambil sisa kain tersebut dan menutupi mereka dengannya, kemudian Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] mengulurkan tangannya dan berkata sembari menghadap langit “ya Allah mereka adalah ahlul baitku dan kekhususanku maka hilangkanlah dosa dari mereka dan sucikanlah sesuci-sucinya. [Ummu Salamah] berkata “aku memasukkan kepalaku kedalam kain dan berkata “Rasulullah, apakah aku bersama kalian?. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “kamu menuju kebaikan kamu menuju kebaikan. [Ummu Salamah] berkata “mereka adalah lima orang yaitu Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam], Ali, Fathimah, Hasan dan Husein raidallahu ‘anhum” [Asy Syari’ah Al Ajjuri 4/383 no 1650]

Hadis ini sanadnya shahih. Diriwayatkan oleh para perawi tsiqat kecuali Syahr bin Hausab, ia perawi yang hadisnya hasan dengan penguat dari yang lain. Disini ia telah dikuatkan oleh riwayat Atha’ dari Ummu Salamah dan riwayat Abu Laila Al Kindiy dari Ummu Salamah.

Abu Muhammad ‘Abdullah bin Shalih Al Bukhari adalah ulama Baghdad yang tsiqat. Abu Ali Al Hafizh berkata “tsiqat ma’mun”. Abu Bakar Al Ismailiy berkata “tsiqat tsabit” [Tarikh Baghdad 11/159 no 5064]. Adz Dzahabi berkata “Imam shaduq” [As Siyar 14/243 no 145].

Hasan bin Ali Al Hulwaaniy adalah perawi Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah yang tsiqat. Yaqub bin Syaibah berkata “tsiqat tsabit”. Nasa’i berkata “tsiqat”. Al Khatib berkata “tsiqat hafizh”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 2 no 530]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat hafizh” [At Taqrib 1/207].

Yazid bin Harun bin Waadiy adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Ibnu Madini berkata “ia termasuk orang yang tsiqat” dan terkadang berkata “aku tidak pernah melihat orang lebih hafizh darinya”. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat”. Al Ijli berkata “tsiqat tsabit dalam hadis”. Abu Bakar bin Abi Syaibah berkata “aku belum pernah bertemu orang yang klebih hafizh dan mutqin dari Yazid”. Abu Hatim menyatakan ia tsiqat imam shaduq. Ibnu Sa’ad berkata “tsiqat banyak meriwayatkan hadis”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Yaqub bin Syaibah menyatakan tsiqat. Ibnu Qani’ berkata “tsiqat ma’mun” [At Tahdzib juz 11 no 612]

Abdul Malik bin Abi Sulaiman adalah perawi Bukhari dalam Ta’liq Shahih Bukhari, Muslim dan Ashabus Sunan. Ahmad, Ibnu Ma’in, Ibnu Ammar, Yaqub bin Sufyan, Nasa’i, Ibnu Sa’ad, Tirmidzi menyatakan ia tsiqat. Al Ijli berkata ”tsabit dalam hadis”. Abu Zur’ah berkata ”tidak ada masalah padanya” [At Tahdzib juz 6 no 751]. Ibnu Hajar berkata ”shaduq lahu awham” [At Taqrib 1/616] dan dikoreksi dalam Tahrir At Taqrib kalau Abdul Malik bin Abi Sulaiman seorang yang tsiqat [Tahrir At Taqrib no 4184].

Atha’ bin Abi Rabah adalah perawi kutubus sittah tabiin yang dikenal tsiqat. Ibnu Sa’ad berkata “dia seorang yang tsiqat faqih alim dan banyak meriwayatkan hadis”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 7 no 385]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat memiliki keutamaan dan banyak melakukan irsal” [At Taqrib 1/674]. Riwayat Atha’ dari Ummu Salamah dikatakan mursal tetapi hal ini tidak memudharatakan hadisnya karena ia dikuatkan oleh riwayat Syahr dan Abu laila Al Kindiy. Selain itu dalam riwayat lain disebutkan kalau Atha’ meriwayatkan hadis kisa’ dari Umar bin Abu Salamah.

Dawud bin Abi ‘Auf adalah perawi Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah. Sufyan menyatakan ia tsiqat. Ahmad dan Ibnu Ma’in menyatakan tsiqat. Abu Hatim berkata “shalih al hadits”. Nasa’i berkata “tidak ada masalah padanya”. Ibnu Adiy berkata ia berlebihan dalam tasyayyu’ kebanyakan hadisnya tentang ahlul bait di sisiku ia tidak kuat dan tidak bisa dijadikan hujjah [At Tahdzib juz 3 no 375] Ibnu Hajar berkata “shaduq syiah pernah salah” [At Taqrib 1/281].

Syahr bin Hausab perawi Bukhari dalam Adabul Mufrad, Muslim dan Ashabus Sunan. Ia seorang yang diperbincangkan sebagian melemahkannya dan sebagian menguatkannya. Musa bin Harun berkata “dhaif”. Nasa’i berkata “tidak kuat”. Ahmad berkata “tidak ada masalah padanya”. Ibnu Ma’in menyatakan tsiqat. Al Ijli menyatakan tsiqat. Yaqub bin Syaibah berkata “tsiqat sebagian mencelanya”. As Saji berkata “dhaif tidak hafizh”.Abu Zur’ah berkata “tidak ada masalah padanya”. Abu Hatim berkata “tidak bisa dijadikan hujjah”. Ibnu Adiy berkata “tidak kuat dalam hadis dan tidak bisa dijadikan hujjah”. Ibnu Hibban berkata “ia sering meriwayatkan dari perawi tsiqat hadis-hadis mu’dhal dan sering meriwayatkan dari perawi tsabit hadis yang terbolak-balik. Al Baihaqi berkata “dhaif” [At Tahdzib juz 4 no 635]. Ibnu Hajar berkata “shaduq banyak melakukan irsal dan wahm” [At Taqrib 1/423]. Adz Dzahabi memasukkannya dalam Man Tukullima Fiihi Wa Huwa Muwatstsaq no 162.

Abu Laila Al Kindiy adalah perawi Bukhari dalam Adabul Mufrad, Abu Dawud dan Ibnu Majah. Ibnu Ma’in menyatakan tsiqat. Al Ijli berkata tabiin kufah yang tsiqat [At Tahdzib juz 12 no 995]. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat [At Taqrib 2/460]. Terdapat dua nukilan dari Ibnu Ma’in yaitu riwayat Ahmad bin Sa’d bin Abi Maryam dari Ibnu Ma’in bahwa ia tsiqat dan riwayat dari Muhammad bin Utsman bin Abi Syaibah dari Ibnu Ma’in bahwa ia dhaif, yang rajih adalah riwayat Ibnu Abi Maryam karena ia seorang yang tsiqat sedangkan Ibnu Abi Syaibah diperbincangkan ia telah dilemahkan oleh sebagian ulama.

Hadis di atas dengan jelas menyebutkan bahwa Ahlul Bait yang dimaksudkan dalam Al Ahzab 33 adalah lima orang yaitu Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam], Imam Ali, Sayyidah Fathimah, Imam Hasan dan Imam Husein. Hal ini dikuatkan oleh riwayat Syahr bin Hausab berikut:

أَخْبَرَنَا أَبُو سَعْدٍ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَفْصٍ الْمَالِينِيُّ ، أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ رَشِيقٍ بِمِصْرَ ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ سَعِيدِ بْنِ بَشِيرٍ الرَّازِيُّ ، حَدَّثَنِي أَبُو أُمَيَّةَ عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الأُمَوِيُّ ، حَدَّثَنَا عَمِّي عُبَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ ، عَنِ الثَّوْرِيِّ ، عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ ، عَنْ زُبَيْدٍ ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، : أَنَّ رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” دَعَا عَلِيًّا ، وَفَاطِمَةَ ، وَحَسَنًا ، وَحُسَيْنًا ، فَجَلَّلَهُمْ بِكِسَاءٍ ، ثُمَّ تَلا : إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا قَالَ وَفِيهِمْ أُنْزِلَتْ

Telah mengabarkan kepada kami Abu Sa’d Ahmad bin Muhammad bin ‘Abdullah bin Hafsh Al Maaliiniy yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abu Muhammad Hasan bin Rasyiiq di Mesir yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Sa’id bin Basyiir Ar Raaziy yang berkata telah menceritakan kepadaku Abu Umayyah ‘Amru bin Yahya bin Sa’id Al Umawiy yang berkata telah menceritakan kepada kami pamanku ‘Ubaid bin Sa’id dari Ats Tsawriy dari ‘Amru bin Qais dari Zubaid dari Syahr bin Hausab dari Ummu Salamah radiallahu ‘anha bahwa Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] memanggil Ali, Fathimah, Hasan dan Husein kemudian menyelimutinya dengan kain kemudian membaca “Sesungguhnya Allah SWT berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya” dan berkata “untuk merekalah turunnya ayat” [Muudhih Awham Jami’ Wal Tafriq Al Khatib Baghdad 2/281]

Riwayat ini sanadnya shahih hingga Syahr bin Hausab. Diriwayatkan oleh para perawi yang terpercaya.

Abu Sa’d Ahmad bin Muhammad bin ‘Abdullah bin Hafsh Al Maaliniy adalah seorang yang tsiqat. Al Khatib berkata “tsiqat shaduq mutqin baik dan shalih” [Tarikh Baghdad 6/24 no 2511].

Abu Muhammad Hasan bin Rasyiiq adalah Imam Muhadis shaduq musnad Mesir sebagaimana yang disebutkan oleh Adz Dzahabi [As Siyar 16/280 no 197].

Ali bin Sa’id bin Basyiir Ar Raziiy adalah seorang yang tsiqat pernah melakukan kesalahan dan dibicarakan dalam sirahnya [Irshad Al Qadiy no 679].

‘Amru bin Yahya bin Sa’id Al Umawiy dengan kuniyah Abu Umayah adalah seorang yang tsiqat. Ibnu Hajar berkata “tsiqat” [At Taqrib 1/749].

Ubaid bin Sa’id Al Umawiy adalah seorang yang tsiqat. Ibnu Hajar berkata “tsiqat” [At Taqrib 1/644]
Sufyan Ats Tsawriy adalah seorang yang disepakati tsiqat. Ibnu Hajar berkata “tsiqat hafizh, faqih, ahli ibadah imam dan hujjah” [At Taqrib 1/371].

‘Amru bin Qais Al Mala’iy seorang yang tsiqat. Ibnu Hajar berkata “tsiqat mutqin ahli ibadah” [At Taqrib 1/744].

Zubaid bin Harits Al Yaamiy adalah seorang yang tsiqat. Ibnu Hajar berkata “tsiqat tsabit ahli ibadah” [At Taqrib 1/308].

Riwayat Syahr bin Hausab di atas menyebutkan kalau ayat tathiir tersebut memang turun untuk Ahlul Kisa’ yang dipanggil oleh Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Hal ini senada dengan riwayat berikut:

أخبرنا أبو القاسم علي بن إبراهيم أنا أبو الحسين محمد بن عبد الرحمن بن أبي نصر أنا يوسف بن القاسم نا علي بن الحسن بن سالم نا أحمد بن يحيى الصوفي نا يوسف بن يعقوب الصفار نا عبيد بن سعيد القرشي عن عمرو بن قيس عن زبيد عن شهر عن أم سلمة عن النبي (صلى الله عليه وسلم) في قول الله عز وجل ” إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا ” قال الحسن والحسين وفاطمة وعلي عليهم السلام فقالت أم سلمة يا رسول الله وأنا قال أنت إلى خير

Telah mengabarkan kepada kami Abu Qasim ‘Ali bin Ibrahim yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Husain Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Nashr yang berkata telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Qaasim yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Hasan bin Saalim yang berkata telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yahya Ash Shufiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Ya’qub Ash Shaffaar yang berkata telah menceritakan kepada kami Ubaid bin Sa’id Al Qurasiy dari ‘Amru bin Qais dari Zubaid dari Syahr bin Hausab dari Ummu Salamah dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] tentang firman Allah ‘azza wa jalla “Sesungguhnya Allah SWT berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya” Beliau berkata “Hasan, Husain, Fathimah dan Ali [‘alaihimus salam]”. Ummu Salamah berkata “wahai Rasulullah, dan aku?” Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “engkau menuju kebaikan” [Tarikh Ibnu Asakir 14/139]

Abul Qasim ‘Ali bin Ibrahim adalah Syaikh Al Imam muhaddis yang tsiqat dan terhormat. Ibnu Asakir berkata “tsiqat” [As Siyar 19/359 no 212]. Abu Husain Muhammad bin Abi Nashr An Nursiy adalah Syaikh Al Alim Al Muqri dimana Al Khatib berkata “tsiqat” [As Siyar 18/84 no 37]. Yusuf bin Qasim Al Qadhiy adalah Al Imam Al Hafizh Al Muhaddis, Abdul Aziz bin Ahmad Al Kattaniy menyatakan ia tsiqat [As Siyar 16/361 no 258]. ‘Ali bin Hasan bin Salim disebutkan Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat [Ats Tsiqat Ibnu Hibban juz 3 no 14514]. Ahmad bin Yahya bin Zakaria Al Audiy Ash Shufiy adalah ahli ibadah yang tsiqat [At Taqrib 1/48]. Yusuf bin Ya’qub Ash Shaffar seorang yang tsiqat [At Taqrib 2/348]. Ubaid bin Sa’di dan ‘Amru bin Qais telah disebutkan bahwa mereka tsiqat. Riwayat ini menjadi penguat bagi riwayat sebelumnya dan sangat jelas menyatakan kalau Ahlul Bait yang dimaksud dalam ayat tathiir adalah Imam Ali, Sayyidah Fathimah, Imam Hasan dan Imam Husain.

حدثني إسحاق بن الحسن بن ميمون الحربي ، ثنا أبو غسان ، ثنا فضيل ، عن عطية ، عن أبي سعيد الخدري عن أم سلمة ، قالت : نزلت هذه الآية في بيتي إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا قلت : يا رسول الله ألست من أهل البيت ؟ قال : إنك إلى خير ، إنك من أزواج رسول الله قالت : وأهل البيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وعلي وفاطمة والحسن والحسين عليهم السلام

Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Hasan bin Maimun Al Harbiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Ghasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Fudhail dari Athiyah dari Abu Sa’id Al Khudri dari Ummu Salamah yang berkata ayat ini turun di rumahku ““Sesungguhnya Allah SWT berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya”. [Ummu Salamah] berkata “wahai Rasulullah bukankah aku adalah ahlul baitmu?”. Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] menjawab “kamu menuju kebaikan kamu termasuk istri Rasulullah” [Ummu Salamah] berkata “dan ahlul bait adalah Rasulullah, Ali, Fathimah, Hasan dan Husain” [Al Ghailaniyat Abu Bakar Asy Syafi’i no 237]

Abu Bakar Asy Syafi’i adalah Muhammad bin ‘Abdullah bin Ibrahim seorang Imam muhaddis mutqin hujjah faqih musnad Irak. Al Khatib berkata “tsiqat tsabit banyak meriwayatkan hadis”. Daruquthni berkata “tsiqat ma’mun” [As Siyar 16/40-42 no 27]. Ishaq bin Hasan bin Maimun Al Harbi seorang yang tsiqat. Ibrahim Al Harbi menyatakan “tsiqat”. Abdullah bin Ahmad berkata “tsiqat”. Daruquthni juga menyatakan tsiqat [Tarikh Baghdad 7/413 no 3369]. Malik bin Ismail Abu Ghassan adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Ibnu Ma’in, Al Ijli, Abu Hatim dan Yaqub bin Syaibah menyatakan ia tsiqat. Ibnu Sa’ad menyatakan ia shaduq. Ibnu Hibban dan Ibnu Syahin memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Tahdzib juz 10 no 2]. Fudhail bin Marzuq termasuk perawi Bukhari [dalam Juz Raf’ul Yadain], Muslim dan Ashabus Sunan. Ats Tsawriy menyatakan ia tsiqat. Ibnu Uyainah menyatakan ia tsiqat. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat”. Abu Hatim menyatakan ia shalih shaduq banyak melakukan kesalahan dan tidak bisa dijadikan hujjah. Nasa’i berkata “dhaif”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Al Ijli menyatakan ia shaduq tasyayyu’ [At Tahdzib juz 8 no 546]. Pendapat yang rajih Fudhail seorang yang hadisnya hasan pembicaraan terhadapnya tidak menurunkan derajatnya dari derajat hasan. Ibnu Ady berkata “Fudhail hadisnya hasan kukira tidak ada masalah padanya” [Al Kamil Ibnu Adiy 6/19].

Athiyyah bin Sa’ad bin Junadah Al Aufiy adalah tabiin yang hadisnya hasan. Ibnu Sa’ad berkata ”seorang yang tsiqat, insya Allah memiliki hadis-hadis yang baik dan sebagian orang tidak menjadikannya sebagai hujjah” [Thabaqat Ibnu Sa’ad 6/304]. Al Ijli berkata ”tsiqat dan tidak kuat” [Ma’rifat Ats Tsiqat no 1255]. Ibnu Syahin memasukkannya sebagai perawi tsiqat dan mengutip Yahya bin Ma’in yang berkata ”tidak ada masalah padanya” [Tarikh Asma Ats Tsiqat no 1023]. At Tirmidzi telah menghasankan banyak hadis Athiyyah Al Aufiy dalam kitab Sunan-nya. Sebagian ulama mendhaifkannya seperti Sufyan, Ahmad dan Ibnu Hibban serta yang lainnya dengan alasan tadlis syuyukh. Telah kami buktikan kalau tuduhan ini tidaklah tsabit sehingga yang rajih adalah penta’dilan terhadap Athiyyah. Satu-satunya kelemahan pada Athiyah bukan terletak pada ‘adalah-nya tetapi pada dhabit-nya. Abu Zur’ah berkata “layyin”. Abu Hatim berkata “dhaif ditulis hadisnya dan Abu Nadhrah lebih aku sukai daripadanya” [At Tahdzib juz 7 no 414].

حدثنا فهد ثنا عثمان بن أبي شيبة ثنا حرير بن عبد الحميد عن الأعمش عن جعفر بن عبد الرحمن البجلي عن حكيم بن سعيد عن أم سلمة قالت نزلت هذه الآية في رسول الله وعلي وفاطمة وحسن وحسين إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا

Telah menceritakan kepada kami Fahd yang berkata telah menceritakan kepada kami Usman bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Jarir bin Abdul Hamid dari ’Amasy dari Ja’far bin Abdurrahman Al Bajali dari Hakim bin Saad dari Ummu Salamah yang berkata Ayat ini turun untuk Rasulullah, Ali, Fatimah, Hasan dan Husain yaitu Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya [Musykil Al Atsar Ath Thahawi 1/227]

Riwayat Hakim bin Sa’ad ini diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat kecuali Ja’far bin ‘Abdurrahman Al Bajaliy, ia dimasukkan Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat.

Fahd bin Sulaiman bin Yahya dengan kuniyah Abu Muhammad Al Kufi. Beliau adalah seorang yang tsiqat dan tsabit sebagaimana dinyatakan oleh Adz Dzahabi dan Ibnu Asakir [Tarikh Al Islam 20/416 dan Tarikh Ibnu Asakir 48/459 no 5635].

Usman bin Abi Syaibah adalah perawi Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasa’i dan Ibnu Majah. Ibnu Main berkata ”ia tsiqat”, Abu Hatim berkata ”ia shaduq” dan Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [Tahdzib At Tahdzib juz 7 no 299].

Jarir bin Abdul Hamid, beliau telah dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Main, Al Ajli, Imam Nasa’i, Al Khalili dan Abu Ahmad Al Hakim. Ibnu Kharrasy menyatakannya Shaduq dan Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. [At Tahdzib juz 2 no 116].

Al ’Amasy adalah Sulaiman bin Mihran Al Kufi. Beliau telah dinyatakan tsiqat oleh Al Ajli, Ibnu Main, An Nasa’i dan Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. [At Tahdzib juz 4 no 386].

Ja’far bin Abdurrahman disebutkan oleh Ibnu Hajar bahwa Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [At Ta’jil Al Manfaah 1/ 387]. Imam Bukhari menyebutkan biografinya seraya mengutip Al A’masy yang berkata “telah menceritakan kepada kami Ja’far bin ‘Abdurrahman Abu Abdurrahman Al Anshari Syaikh yang aku temui di Wasith” [Tarikh Al Kabir juz 2 no 2174]. Disebutkan Ibnu Hibban dalam Ats Tsiqat bahwa ia meriwayatkan hadis dari Hakim bin Saad dan diantara yang meriwayatkan darinya adalah Al ’Amasy. Ibnu Hibban berkata “Syaikh” [Ats Tsiqat juz 6 no 7050]. Lafaz “Syaikh” dalam ilmu hadis adalah salah satu lafaz ta’dil walaupun merupakan lafaz ta’dil yang ringan.

Hakim bin Sa’ad adalah perawi Bukhari dalam Adab Al Mufrad, dan perawi Imam Nasa’i. Ibnu Main dan Abu Hatim berkata bahwa ia tempat kejujuran dan ditulis hadisnya. Dalam kesempatan lain Ibnu Main berkata laisa bihi ba’sun [yang berarti tsiqah]. Al Ajli menyatakan ia tsiqat dan Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. [At Tahdzib Ibnu Hajar juz 2 no 787].

Semua riwayat di atas dengan jelas menyatakan kalau Ummu Salamah mengakui bahwa ayat tathiir al ahzab 33 turun khusus untuk Ahlul Kisa’ atau lima orang yaitu Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam], Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain. Hadis ini juga menunjukkan kalau lafaz “kamu menuju kebaikan” atau lafaz “kamu termasuk istri Rasulullah” adalah lafaz penolakan yang halus dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bahwa Ummu Salamah adalah istri Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang menuju kepada kebaikan tetapi bukan Ahlul Bait yang dimaksud dalam Al Ahzab 33 karena mereka adalah lima orang Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan yang diselimuti oleh Beliau : Sayyidah Fathimah, Imam Ali, Imam Hasan dan Imam Husain. Hal ini senada dengan lafaz perkataan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] “ya Allah mereka adalah ahlul baitku dan kekhususanku” yang menunjukkan kalau itu adalah keutamaan khusus bagi mereka.

Yang meriwayatkan dari Ummu Salamah adalah Abu Laila Al Kindiy, Syahr bin Hausab, Atha’ bin Abi Rabah, Hakim bin Sa’ad dan riwayat Athiyah dari Abu Sa’id dari Ummu Salamah. Walaupun terdapat kelemahan dalam sebagian riwayat tetapi kedudukan riwayat-riwayat tersebut saling menguatkan sehingga tidak diragukan lagi kalau riwayat Ummu Salamah tersebut shahih. Salam Damai.

Pos ini dipublikasikan di Analisis Hadis, Analisis Sejarah, Resensi Buku, Syiah di indonesia, Tafsir al-Quran dan tag , , , , , , , , , , , , , . Tandai permalink.

Tulis Komentar Anda